MENDIDIK ANAK MODEL LUQMAN: METODE PERUMPAMAAN & DIALOG
a. Metode Perumpaamaan[1]
Metode
perumpamaan yang digunakan Luqman kepada anaknya untuk menjelaskan hal-hal yang
masih bersifat abstrak tentang keluasan ilmu Allah. Penggunaan metode ini ada
dalam surat Luqman ayat 16:
يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِنْ
تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي
السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ
خَبِيرٌ
Artinya: “(Luqman berkata): "Hai
anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada
dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan
mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha
Mengetahui”.
Luqman
menggunakan metode ini karena agar memudahkan pemahaman anak dengan cara
membuat perumpamaan dari apa yang telah diketahui oleh sang anak. Kata-kata
“dalam batu atau di langit atau di dalam bumi” merupakan ungkapan yang dik
sehingga tidak dapat dijangkau oleh pengetahuan dan penglihatan manusia. Adapun
biji sawi yang sangat kecil meskipun berada di tempat seperti itu pasti akan
diketahui oleh Allah. Demikianlah penggunaan perumpamaan akan memudahkan
pemahaman anak sesuai dengan tingkat pengetahuannya, dan dapat diambil
pelajaran berbicaralah kepada manusia sesuai dengan tingkat perkembangan
pengetahuan dan usianya.
b. Metode dialog[2]
Metode dialog
dalam bahasa arab dikenal dengan khiwar, yakni percakapan atau
komunikasi dua arah antara dua orang atau lebih yang membahas suatu topik
tertentu. Memang belum ditemukan mengenai dialog Luqman dengan anaknya, namun
secara eksplisit keduanya telah terjadi dialog. Seperti dalam surat Luqman ayat
13 menggunakan kata “ya bunayya” yang artinya “wahai anakku”. Dalam
kaidah bahasa arab, kata “ya bunayya” merupakan munada atau
panggilan yang ditujukan kepada orang yang ada di depan pembicara, bukan yang
ghaib.
Penggunaan kata
“ya bunayya” merupakan bentuk tashghir (mengecilkan arti makna) dari
kata ibn. Ini menunjukkan adanya cinta dan kasih sayang Luqman kepada
anaknya. Penggunaan kata ini juga disebutkan 3 kali, menunjukkan perlunya
perhatian terhadap apa yang disampaikan[3].
Hal tersebut menunjukkan
bahwa dalam pendidikan membutuhkan komunikasi yang baik serta adanya kasih
sayang dari pendidik kepada anak didik agar proses pendidikan berjalan dengan
efektif.
Posting Komentar