Sabtu, 14 Januari 2023

MENDIDIK ANAK MODEL LUQMAN: METODE PERUMPAMAAN & DIALOG

 


a.      Metode Perumpaamaan[1]

Metode perumpamaan yang digunakan Luqman kepada anaknya untuk menjelaskan hal-hal yang masih bersifat abstrak tentang keluasan ilmu Allah. Penggunaan metode ini ada dalam surat Luqman ayat 16:

يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ

Artinya: “(Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui”.

Luqman menggunakan metode ini karena agar memudahkan pemahaman anak dengan cara membuat perumpamaan dari apa yang telah diketahui oleh sang anak. Kata-kata “dalam batu atau di langit atau di dalam bumi” merupakan ungkapan yang dik sehingga tidak dapat dijangkau oleh pengetahuan dan penglihatan manusia. Adapun biji sawi yang sangat kecil meskipun berada di tempat seperti itu pasti akan diketahui oleh Allah. Demikianlah penggunaan perumpamaan akan memudahkan pemahaman anak sesuai dengan tingkat pengetahuannya, dan dapat diambil pelajaran berbicaralah kepada manusia sesuai dengan tingkat perkembangan pengetahuan dan usianya.

b.      Metode dialog[2]

Metode dialog dalam bahasa arab dikenal dengan khiwar, yakni percakapan atau komunikasi dua arah antara dua orang atau lebih yang membahas suatu topik tertentu. Memang belum ditemukan mengenai dialog Luqman dengan anaknya, namun secara eksplisit keduanya telah terjadi dialog. Seperti dalam surat Luqman ayat 13 menggunakan kata “ya bunayya” yang artinya “wahai anakku”. Dalam kaidah bahasa arab, kata “ya bunayya” merupakan munada atau panggilan yang ditujukan kepada orang yang ada di depan pembicara, bukan yang ghaib.

Penggunaan kata “ya bunayya” merupakan bentuk tashghir (mengecilkan arti makna) dari kata ibn. Ini menunjukkan adanya cinta dan kasih sayang Luqman kepada anaknya. Penggunaan kata ini juga disebutkan 3 kali, menunjukkan perlunya perhatian terhadap apa yang disampaikan[3].

Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam pendidikan membutuhkan komunikasi yang baik serta adanya kasih sayang dari pendidik kepada anak didik agar proses pendidikan berjalan dengan efektif.



[1] Abd Basyir, Model Pendidikan Keluarga Dalam Perspektif Al-Qur’an, 2015. hlm. 60

[2] Abd Basyir, Model Pendidikan Keluarga Dalam Perspektif Al-Qur’an, 2015. hlm. 59

 

[3] Nurul Hidayat, Konsep Pendidikan Islam Menurut Q.S. Luqman Ayat 12-19, 2016. hlm. 365

Related Posts

Posting Komentar