MENDIDIK ANAK MODEL LUQMAN: METODE NASIHAT

 

a.      Metode nasihat

Nasihat didefinisikan sebagai suatu metode pendidikan dengan memberkan bimbingan ataupun arahan yang dapat menbangkitkan perasaan orang yang dinasihati sehingga mau untuk melaksanakan perbuatan baik[1]. Metode nasihat yang dicontohkan oleh Luqman ini sangat baik. Penggunaan metode nasihat digunakan agar anak dapat lebih menerima pesan yang disampaikan. Namun, dalam menyampaikan nasihat kepada anak tidak hanya sekadar mengucapkan pesan saja, tentu ada hal-hal yang mendukung agar nasihat itu menjadi bermakna bagi sang anak. dalam surat Luqman ayat 13 yang berbunyi:

ÙˆَØ¥ِذْ Ù‚َالَ Ù„ُÙ‚ْÙ…َانُ Ù„ِابْÙ†ِÙ‡ِ ÙˆَÙ‡ُÙˆَ ÙŠَعِظُÙ‡ُ ÙŠَا بُÙ†َÙŠَّ Ù„َا تُØ´ْرِÙƒْ بِاللَّÙ‡ِ ۖ Ø¥ِÙ†َّ الشِّرْÙƒَ Ù„َظُÙ„ْÙ…ٌ عَظِيمٌ

Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (Q.S. Luqman : 13)

Menurut Quraish Shihab, penggunaan kata ya’idzhuhu memiliki arti nasihat yang dapat menyentuh hati. Kata tersebut menunjukkan bahwa dalam memberikan nasihat harus konsisten dan dengan cara yang lembut. Nasihat dapat berupa ancaman ataupun larangan dan perintah ataupun berupa kabar gembira. Pada surat Luqman ayat 13 – 19 ini mengandung 3 ayat larangan, 3 ayat perintah, dan 1 ayat untuk mewawas diri, dengan rincian sebagai berikut[2]:

1)      3 ayat nasihat yang berisi larangan:

·      Ayat 13, yakni larangan untuk menyekutukan Allah

·  Ayat 15, yakni larangan untuk menaati orangtua apabila diperintahkan untuk mengerjakan kemaksiatan

·      Ayat 18, yakni larangan sombong kepada manusia.

 

2)      3 ayat nasihat yang berisi perintah:

·      Ayat 14, yakni perintah untuk berbakti kepada kedua orangtua

·      Ayat 17, yakni perintah untuk mengerjakan sholat serta amar ma’ruf nahi munkar

·      Ayat 19, yakni perintah untuk sederhana dalam berbicara dan berjalan.

3)      1 ayat nasihat tentang mewawas diri:

·      Ayat 16, yakni Allah mengetahui semua perkara hamba-Nya sekalipun hanya sebesar biji sawi. Karena itu harus senantiasa berbuat baik dan selalu instrospeksi diri.



[1] Nurul Hidayat, Konsep Pendidikan Islam Menurut Q.S. Luqman Ayat 12-19, 2016. hlm. 363

[2] Abd Basyir, Model Pendidikan Keluarga Dalam Perspektif Al-Qur’an, 2015. hlm. 59

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak