KERAJAAN SAMUDRA PASAI


A.    Lokasi Kerajaan Samudra Pasai

Secara geografis, kerajaan samudera pasai terletak di daerah pantai timur Pulau Sumatera bagian utara yang berdekatan dengan pelayaran perdagangan internasional pada masa itu yaitu Selat Malaka. Dengan posisi yang sangat strategis ini, Kerajaan Samudera Pasai berkembang menjadi Kerajaan Islam yang cukup kuat pada masa itu.

Bukti sejarah adanya masyarakat dan Kerajaan Islam di Samudra Pasai ditulis oleh Ibnu Battutah, seorang utusan dari Kerajaan Delhi. Samudra Pasai waktu itu merupakan tempat kapal-kapal dari India dan Tiongkok  serta kapal-kapaldari daerah lain di Indonesia berlabuh. Menurut sarjana-sarjana Barat, seperti Snouck Hurgronje,  J. P. Moquette, dan J. L. Moens, kerajaan Samudra Pasai berdiri pada pertengahan abad ke-13. Kerajaan ini didirikan oleh Laksamana Islam dari Mesir bernama Nazimudin Al Kamil pada tahun 1283. Penguasa pertama kerajaan ini adalah Marah Silu dengan gelar Sultan Malik as Saleh,Kerajaan Samudera Pasai mencapai puncak kejayaannya pada abad   ke-14. Dan Pengaruh Samudra Pasai sangat besar dalam penyebaran agama Islam ke Minangkabau, Palembang, Jambi, Patani, Malaka, dan Jawa.

B.     B. Sistem Politik kerajaan Samudra Pasai

Setelah resmi menjadi kerajaan Islam (kerajaan bercorak Islam pertama di Indonesia), Samudera Pasai berkembang pesat menjadi pusat perdagangan dan pusat studi Islam yang ramai. Pedagang dari India, Benggala, Gujarat, Arab, Cina serta daerah di sekitarnya banyak berdatangan di Samudera Pasai.

Samudera Pasai setelah pertahanannya kuat segera meluaskan kekuasaan ke daerah pedalaman, meliputi Tamiang, Balek Bimba, Samerlangga, Beruana, Simpag, Buloh Telang, Benua, Samudera, Perlak, Hambu Aer, Rama Candhi, Tukas, Pekan, dan Pasai. Dalam rangka islamisasi, Sultan Malik al Saleh menikah dengan putri Raja Perlak.

Sultan Malik al Saleh mangkat pada tahun 1297 dan dimakamkan di Kampung Samudera Mukim Blang Me dengan nisan makam berciri Islam. Jabatan Sultan Pasai kemudian diteruskan oleh putranya, Sultan Malik al Thahir. Sultan ini memiliki dua orang putra, yaitu Malik al Mahmud dan Malik al Mansur. Ketika masih kecil, keduanya diasuh oleh Sayid Ali Ghiatuddin dan Sayid Asmayuddin. Kedua orang putranya itulah yang kemudian mewarisi takhta kerajaan. Sementara itu, kedua pengasuhnya itu diangkat menjadi perdana menteri. Ibu kota kerajaan pernah dipindahkan ke Lhok seumawe.Sepeninggal Sultan Malik al-Saleh, Samudra Pasai diperintah oleh Malik al-Zahir I (1297 – 1302). Ia sering mendapat sebutan Sultan Muhammad. Pada masa pemerintahannya, tidak banyak yang dilakukan. Kemudian takhta digantikan oleh Ahmad yang bergelar Al Malik az-Zahir II. Pada masanya, Samudra Pasai dikunjungi oleh Ibnu Batutah, seorang utusan dari Delhi yang sedang mengadakan perjalanan ke Cina dan singgah di sana. Menurut Ibnu Batutah, Samudra Pasai memiliki armada dagang yang sangat kuat. Baginda raja yang bermazhab Syafi'i sangat kuat imannya sehingga berusaha menjadikan Samudra Pasai sebagai pusat agama Islam yang bermazhab Syafi'i.

Pada abad ke-16, bangsa Portugis memasuki perairan Selat Malaka dan berhasil menguasai Samudera Pasai pada 1521 hingga tahun 1541. Selanjutnya wilayah Samudera Pasai menjadi kekuasaan Kerajaan Aceh yang berpusat di Bandar Aceh Darussalam. Waktu itu yang menjadi raja di Aceh adalah Sultan Ali Mughayat.

Berikut ini adalah urutan para raja yang memerintah di Samudera Pasai, yakni:

1.      Sultan Malik as Saleh (Malikul Saleh).

2.      Sultan Malikul Zahir, meninggal tahun 1326.

3.      Sultan Muhammad, wafat tahun 1354.

4.      Sultan Ahmad Malikul Zahir atau Al Malik Jamaluddin, meninggal tahun 1383.

5.      Sultan Zainal Abidin, meninggal tahun 1405.

6.      Sultanah Bahiah (puteri Zainal Abidin), sultan ini meninggal pada tahun 1428.

C.    Sistem Ekonomi Kerajaan Samudra Pasai

Kehidupan Eknomi masyakarat Kerajaan Samudera Pasai berkaitan dengan perdagangan dan pelayaran. Hal itu disebabkan karena letak Kerajaan Samudera Pasai yang dekat dengan Selat Malaka yang menjadi jalur pelayaran dunia saat itu. Samudra Pasai memanfaatkan Selat Malaka yang menghubungkan Samudra Pasai – Arab – India – Cina. Samudra Pasai juga menyiapkan bandar-bandar dagang yang digunakan untuk menambah perbekalan untuk berlayar selanjutnya, mengurus masalah perkapalan, mengumpulkan barang dagangan yang akan dikirim ke luar negeri, dan menyimpan barang dagangan sebelum diantar ke beberapa daerah di Indonesia.

D.    Faktor Pendorong Kemajuan Kerajaan Samudra Pasai

Perkembangan ekonomi masyarakat kerajaan samudera pasai bertambah pesat sehingga selalu menjadi perhatian sekaligus incaran dari kerajaan kerajaan di sekitarnya. Setelah samudera pasai berhasil dikuasai oleh malaka, maka pusat perdagangan di pindahkan ke bandar malaka.

Kerajaan Samudra Pasai mengalami perkembangan perekonomian yang cukup pesat akibat dari kondisi memiliki peranan sebagai bandar transit. Letaknya sangat strategis di Selat Malaka yang dilintasi para pedagang dari berbagai penjuru dunia. Masa kejayaan Kerajaan Samudera Pasai berlangsung saat dipimpin oleh Mahmud Malik Az Zahir. Sultan Mahmud Malik Az Zahir adalah raja ketiga Samudera Pasai yang memerintah dari tahun 1326-1345. Ia meneruskan mempimpin setelah Marah Silu atau Sultan Malik Al Saleh (raja pertama) dan Sultan Muhammad Malik Az Zahir atau Sultan Malik al Tahir I (raja kedua). Pada masa kepemimpinannya Kerajaan Samudera Pasai mengalami perkembangan pesat dan terus menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan Islam di India maupun Arab. Puncak kejayaan Kerajaan Samudera Pasai juga ditandai dengan aktivitas perdagangan yang sudah maju, ramai, dan menggunakan koin emas sebagai alat pembayaran. Koin emas yang disebut dirham ini pertama kali diperkenalkan oleh Sultan Muhammad Malik Az Zahir, ayah Mahmud Malik Az Zahir, dan kemudian digunakan secara resmi di kerajaan. Pada masa kejayaannya, Samudera Pasai merupakan pusat perniagaan penting di kawasan nusantara. Samudera Pasai memiliki banyak bandar yang dikunjungi oleh para saudagar dari berbagai negeri, seperti Cina, India, Siam, Arab, dan Persia. Kerajaan ini juga dikenal sebagai penghasil rempah-rempah terkemuka di dunia dengan lada sebagai komoditas andalannya. Tidak hanya itu, Samudera Pasai juga menjadi produsen sutra, kapur barus, dan emas. Di samping sebagai pusat perdagangan, Samudera Pasai juga merupakan pusat perkembangan agama Islam. Latar belakang Kerajaan Samudra Pasai dijuluki Serambi Mekkah disebabkan oleh diterapkannya aturan-aturan hukum Islam sehingga memiliki kesamaan dengan masyarakat Arab. Menurut Ibnu Batutah, Sultan Samudera Pasai disebut sebagai sosok yang menjunjung tinggi agama dan berhasil mengislamkan penduduk di daerah-daerah sekitarnya. Masa kejayaan Samudera Pasai juga dipengaruhi oleh lemahnya pengaruh Kerajaan Sriwijaya.

E.     Faktor Pendorong Kemunduran

a.      Faktor Internal

1.      Tidak Ada Pengganti yang Cakap dan Terkenal Setelah Sultan Malik At Thahrir

Kerajaan Samudera Pasai mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Malik At Tahrir, sistem pemerintahan Samudera Pasai sudah teratur baik, Samudera Pasai menjadi pusat perdagangan internasional. Pedagang-pedagang dari Asia, Afrika, China, dan Eropa berdatangan ke Samudera Pasai. Hubungan dagang dengan pedagang-pedagang Pulau Jawa juga terjalin erat. Produksi beras dari Jawa ditukar dengan lada.

Setelah Sultan Malik At Tahrir wafat tidak ada penggantinya yang cakap dalam meminmpin kerajaan Samudra Pasai dan terkenal, sehingga peran penyebaran agama Islam diambil alih oleh kerajaan Aceh.

2.      Terjadi Perebutan kekuasaan

Pada tahun 1349 Sultan Ahmad Bahian Syah malik al Tahir meninggal dunia dan digantikan putranya yang bernama Sultan Zainal Abidin Bahian Syah Malik al-Tahir. Bagaimana pemerintahan Sultan Zainal Abidin ini tidak banyak diketahui. Rupanya menjelang akhir abad ke-14 Samudra Pasai banyak diliputi suasana kekacauan karenaa terjadinya perebutan kekuasaan, sebagai dapat diungkap dari berita-berita Cina. Beberapa faktor yang menyebabkan runtuhnya kerajaan Samudra Pasai, yaitu pemberontakan yang dilakukan sekelompok orang yang ingin memberontak kepada pemerintahan kerajaan Samudra Pasai. Karena pemberontakan ini, menyebabkan beberapa pertikaian di Kerajaan Samudra Pasai. Sehingga terjadilah perang saudara yang membuat pertumpahan darah yang sia-sia.

b. Faktor Eksternal

1. Serangan dari Majapahit Tahun 1339

Mahapatih Gajah Mada rupanya sedikit terusik mendengar kabar tentang kebesaran Kerajaan Samudera Pasai di seberang lautan sana. Majapahit khawatir akan pesatnya kemajuan Kerajaan Samudera Pasai. Oleh karena itu kemudian Gajah Mada mempersiapkan rencana penyerangan Majapahit untuk menaklukkan Samudera Pasai. Desas-desus tentang serangan tentara Majapahit, yang menganut agama Hindu Syiwa, terhadap kerajaan Islam Samudera Pasai santer terdengar di kalangan rakyat di Aceh. Ekspedisi Pamalayu armada perang Kerajaan Majapahit di bawah komando Mahapatih Gajah Mada memulai aksinya pada 1350 dengan beberapa tahapan.

Selain alasan faktor politis, serangan Majapahit ke Samudera Pasai dipicu juga karena faktor kepentingan ekonomi. Kemajuan perdagangan dan kemakmuran rakyat Kerajaaan Samudera Pasai telah membuat Gajah Mada berkeinginan untuk dapat menguasai kejayaan itu. Ekspansi Majapahit dalam rangka menguasai wilayah Samudera Pasai telah dilakukan berulangkali dan Kesultanan Samudera Pasai pun masih mampu bertahan sebelum akhirnya perlahan-lahan mulai surut seiring semakin menguatnya pengaruh Majapahit di Selat Malaka.

2.      Berdirinya Bandar Malaka yang Letaknya Lebih Strategis

Tercatat, selama abad 13 sampai awal abad 16, Samudera Pasai dikenal sebagai salah satu kota di wilayah Selat Malaka dengan bandar pelabuhan yang sangat sibuk. Pasai menjadi pusat perdagangan internasional dengan lada sebagai salah satu komoditas ekspor utama.

Letak geografis kerajaan samudera pasai terletak di Pantai Timur Pulau Sumatera bagian utara berdekatan dengan jalur pelayaran internasional (Selat Malaka). Letak Kerajaan Samudera Pasai yang strategis, mendukung kreativitas mayarakat untuk terjun langsung ke dunia maritim. Samudera pasai juga mempersiapkan bandar – bandar yang digunakan untuk:

1)      Menambah perbekalan pelayaran selanjutnya

2)      Mengurus masalah – masalah perkapalan

3)      Mengumpulkan barang – barang dagangan yang akan dikirim ke luar negeri

4)      Menyimpan barang – barang dagangan sebelum diantar ke beberapa daerah di Indonesia.

Namun Setelah kerajaan Samudra Pasai dikuasai oleh Kerajaan Malaka pusat perdagangan dipindahkan ke Bandar Malaka. Dengan beralihnya pusat perdagangan ke Bandar Malaka maka perekonomian di Bandar Malaka menjadi ramai karena letaknya yang lebih strategis dibanding bandar-bandar di Samudra Pasai.

3.      Serangan Portugis

Orang-orang Portugis memanfaatkan keadaan kerajaan Samudra Pasai yang sedang lemah ini karena adanya berbagai perpecahan (kemungkinan karena politik / kekuasaan) dengan menyerang kerajaan Samudra Pasai hingga akhirnya kerajaan Samudra Pasai runtuh. Sebelumnya memang orang-orang Portugis telah menaklukan kerajaan Malaka, yang merupakan kerajaan yang sering membantu kerajaan Samudra Pasai dan menjalin hubungan dengan kerajaan Samudra Pasai.


DAFTAR RUJUKAN

Amarseto, Binuko. (2017). Ensiklopedia Kerajaan Islam di Indonesia. Yogyakarta: Relasi Inti Media

http://sejarahbudayanusantara.weebly.com/kerajaan-samudra-pasai.html

http://ellapn.blogspot.co.id/2013/12/kerajaan-samudra-pasai.html

http://jagosejarah.blogspot.co.id/2015/05/peninggalan-kerajaan-samudra-pasai.html

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak